Dampak Program 1.087 Fasilitator: Revitalisasi Pengajaran Bahasa Inggris Di Daerah

Jumat, 05 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Attar Yafiq
Kehadiran fasilitator diharapkan jadi pemantik perubahan lokal, memperkuat MGMP, dan menciptakan pemerataan kualitas pengajaran Bahasa Inggris antar daerah, dari perkotaan hingga pelosok. (DOK Puslapdik Kemendikbud)

Jakarta - Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan Indonesia adalah kesenjangan mutu antara daerah perkotaan dan pelosok. Program penyiapan 1.087 fasilitator oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk pelatihan guru Bahasa Inggris memiliki misi strategis mengatasi kesenjangan ini. Dengan menyebarkan fasilitator yang kompeten ke seluruh provinsi dan kabupaten/kota, program ini bertujuan melakukan revitalisasi pengajaran Bahasa Inggris secara merata, memastikan siswa di mana pun mendapatkan kesempatan belajar yang berkualitas setara.

Keberadaan fasilitator yang berasal dari dan memahami konteks daerah tertentu menjadi kunci keberhasilan. Seorang fasilitator dari Jawa Timur, misalnya, akan lebih memahami tantangan dan peluang yang dihadapi guru-guru di daerahnya dibandingkan pelatih dari pusat. Pemahaman lokal ini memungkinkan mereka mendesain pendampingan dan materi pelatihan yang lebih relevan, seperti mengintegrasikan budaya lokal atau potensi ekonomi daerah ke dalam contoh dan topik percakapan bahasa Inggris, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna.

Program ini secara langsung bertujuan memperkuat peran Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris di setiap daerah. Fasilitator akan bekerja sama dengan pengurus MGMP untuk mengadakan pelatihan, workshop, dan diskusi rutin. Mereka akan membantu menghidupkan kembali MGMP yang mungkin kurang aktif, mengubahnya dari sekadar forum administratif menjadi wadah nyata bagi guru untuk berbagi praktik baik, menyelesaikan masalah bersama, dan mengembangkan materi pembelajaran kolaboratif. Dengan demikian, MGMP akan menjadi tulang punggung keberlanjutan peningkatan kompetensi guru pasca-program nasional.

Fasilitator juga diharapkan dapat mengidentifikasi dan mengembangkan potensi kepemimpinan instruksional di antara guru-guru daerah. Mereka akan mendorong guru-guru yang menunjukkan kompetensi dan inisiatif tinggi untuk menjadi pelatih bagi rekan-rekan di sekitarnya, membentuk jaringan guru penggerak di tingkat yang lebih mikro, seperti tingkat kecamatan atau gugus sekolah. Lahirnya banyak pemimpin pembelajaran dari dalam daerah sendiri akan menciptakan siklus peningkatan yang mandiri dan berkelanjutan.

Dampak jangka panjang yang diharapkan adalah terciptanya ekosistem pembelajaran Bahasa Inggris yang sehat dan mandiri di setiap daerah. Ekosistem ini ditandai dengan adanya komunitas praktisi yang aktif (MGMP), tersedianya sumber daya dan mentor lokal (fasilitator dan guru penggerak), serta praktik pengajaran yang terus diperbarui berdasarkan refleksi dan kolaborasi. Pada akhirnya, kualitas pembelajaran tidak lagi bergantung sepenuhnya pada intervensi pusat, tetapi mampu tumbuh dan berkembang dari dalam.

Revitalisasi ini juga diharapkan mampu meningkatkan daya tarik dan motivasi siswa di daerah untuk mempelajari Bahasa Inggris. Ketika pengajaran menjadi lebih hidup, kontekstual, dan terhubung dengan dunia digital, siswa akan melihat relevansi bahasa ini bagi masa depan mereka, baik untuk melanjutkan studi, bekerja di sektor pariwisata lokal, atau terhubung dengan informasi global. Bahasa Inggris akan dipandang sebagai jendela peluang, bukan sekadar mata pelajaran wajib yang menakutkan.

Program 1.087 fasilitator ini, dengan demikian, lebih dari sekadar pelatihan teknis. Ia adalah investasi untuk membangun kemandirian dan kapasitas daerah dalam mengelola dan meningkatkan kualitas pendidikannya sendiri. Dengan menyebarkan benih-benih agen perubahan ke seluruh penjuru negeri, Kemendikbudristek berharap dapat memicu gelombang transformasi pembelajaran Bahasa Inggris yang merata, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua anak Indonesia.

(Attar Yafiq)

Baca Juga: Dari "Minum Teh Sore" Ke Dialog Konstitusi: MPR Dan Presiden Bahas Masa Depan UUD 1945
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.