Gerakan Mengajar Desa, Bukti Nyata Kepedulian Pemuda Bagi Pendidikan Negeri

Kamis, 11 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Bakhtiar Hadi
Gerakan Mengajar Desa (GMD) yang dirintis sejak 2018 telah berkembang menjadi jaringan relawan pendidikan terbesar. Gerakan ini menjadi jawaban nyata atas kesenjangan pendidikan dengan mengirimkan relawan muda ke pelosok untuk mengajar anak-anak sekolah dasar. (Foto: Agung Pambudhy/detikJabar)

Cianjur - Di tengah gemuruh diskusi tentang kesenjangan pendidikan dan kurangnya tenaga pengajar di daerah terpencil, sekelompok pemuda memilih untuk tidak hanya berdebat, tetapi bertindak. Gerakan Mengajar Desa (GMD), yang digagas oleh Gardian Muhammad Abdullah sejak tahun 2018, lahir dari sebuah kesadaran sederhana namun mendalam: bahwa setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, berhak mendapatkan perhatian dan bimbingan belajar yang memadai. Berangkat dari Kota Cianjur, Jawa Barat, gerakan ini memulai perjalanannya dengan visi yang jelas: memobilisasi potensi pemuda untuk menjadi tutor dan sahabat bagi anak-anak di pelosok yang seringkali tertinggal dalam hal akses pendidikan non-formal.

Aktivitas inti dari Gerakan Mengajar Desa adalah mengorganisir para relawan muda, yang kebanyakan adalah mahasiswa dan pelajar, untuk secara berkala mengunjungi desa-desa terpencil. Di sana, mereka tidak hanya sekadar memberikan tambahan pelajaran akademik seperti matematika, bahasa, atau sains, tetapi juga berperan sebagai motivator dan pendamping. Banyak anak di daerah tersebut yang kurang percaya diri atau kurang memiliki figur untuk diajak berkonsultasi tentang pelajaran dan cita-citanya. Kehadiran relawan muda yang energik dan bersahabat ini memberikan suntikan semangat dan membuka wawasan baru tentang dunia di luar desa mereka.

Yang membedakan GMD dengan program bantuan sesaat adalah komitmennya pada keberlanjutan dan sistemasi. Gardian dan timnya membangun struktur kepanitiaan, pelatihan untuk relawan, serta pendekatan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Mereka tidak datang sebagai "pahlawan" yang serbainstan, tetapi sebagai mitra belajar yang berusaha memahami konteks dan kemudian memberikan kontribusi yang tepat guna. Pendekatan ini menjamin bahwa dampak yang diciptakan lebih mendalam dan tidak mudah pudar setelah rombongan relawan pergi.

Dampak sosial dari Gerakan Mengajar Desa telah melampaui batas-batas geografis Cianjur. Kisah sukses dan model yang dibangun menarik minat pemuda dari berbagai daerah. Saat ini, GMD telah memiliki cabang dan relawan yang tersebar di berbagai provinsi, menciptakan sebuah jaringan nasional sukarelawan pendidikan. Ekspansi ini menunjukkan bahwa model pemberdayaan berbasis kerelawanan pemuda memiliki relevansi yang kuat dan dapat direplikasi untuk menjawab masalah yang sama di berbagai wilayah Indonesia.

Atas kontribusi besarnya inilah, Gardian Muhammad sebagai pendiri gerakan ini dianugerahi detikJabar Awards 2025 dalam kategori Figur Akselerator Kemajuan. Penghargaan ini merupakan pengakuan formal bahwa upaya kolektif yang dilakukan GMD bukanlah kerja kecil, melainkan akselerator nyata bagi kemajuan pendidikan daerah. Penghargaan tersebut juga mendedikasikan kemenangan ini untuk seluruh relawan, sebagaimana ditegaskan Gardian, "Ini penghargaan untuk seluruh relawan yang tergabung dalam Gerakan Mengajar Desa."

Gerakan Mengajar Desa juga menjadi cermin perubahan pola pikir generasi muda. Mereka tidak lagi dilihat sebagai generasi yang individualis dan apatis, tetapi sebagai kekuatan sosial yang penuh empati dan berdaya cipta. Melalui GMD, ribuan jam kerja sukarela telah disumbangkan, ribuan anak telah mendapatkan bimbingan, dan ratusan relawan telah mengalami transformasi karakter. Ini adalah investasi sosial jangka panjang yang nilainya tidak terukur dengan uang.

Keberhasilan GMD membuka mata banyak pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, tentang potensi kemitraan dengan gerakan masyarakat sipil seperti ini. Kolaborasi antara inisiatif anak muda yang lincah dan penuh inovasi dengan sumber daya dari institusi yang mapan dapat menghasilkan solusi pendidikan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Gardian dan Gerakan Mengajar Desa telah membuka pintu untuk jenis kolaborasi semacam ini di masa depan.

Pada akhirnya, Gerakan Mengajar Desa adalah sebuah narasi harapan. Ia membuktikan bahwa solusi untuk masalah bangsa seringkali tidak harus datang dari atas, tetapi dapat tumbuh dari bawah, dari hati dan tangan anak-anak muda yang peduli. Gardian Muhammad dan seluruh relawan GMD telah menuliskan bab penting dalam sejarah gerakan sosial pendidikan Indonesia. Mereka mengajarkan bahwa mengajar bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga tentang menanamkan harapan, membangun mimpi, dan meyakinkan setiap anak bahwa mereka berharga dan masa depan mereka cerah.

(Bakhtiar Hadi)

Baca Juga: Perpusnas Dan Tantangan Teknis Pasca Repatriasi Naskah Kuno Dari Selandia Baru
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.